Mau Jualan Kulinermu Laris



Sebuah penelitian dilakukan Fakultas Sains dari University of Copenhagen di Indonesia dan berhasil membuktikan hipotesis itu freebet slot games. Tim peneliti melibatkan sejumlah partisipan orang Indonesia yang diberi tugas memberi level enak tidaknya sejumlah jenis tempe yag disajikan.

Sebagai orang Indonesia totok, kita tentu sudah paham cerita mengenai tempe. Panganan asli Indonesia yang dihasilkan dengan memperlakukan kedelai sedemikian rupa.Tentunya tidak ada unsur kejutan. Kita semua tahu rasanya tempe di mulut dan lidah setiap hari freebet slot online. Jadi kita bisa membuktikan apakah tempe jika digabungkan dengan cerita bisa bertambah lezat.

BACA JUGA : 

Temukan Cara Bermain yang Tepat Slot Online

Peneliti membiarkan para partisipan menilai rasa 5 tempe modern dan 4 tempe tradisional.Ternyata para partisipan yang masih berusia muda ini menyukai rasa tempe modern.

Anehnya, begitu peneliti memberikan informasi/ cerita tentang bagaimana pembuatan sejumlah variasi tempe ini, mereka jadi lebih suka tempe yang tradisional.

Begitu penikmat tempe ini diberitahu bahwa kedelai yang jadi bahan tempe mereka itu dihasilkan petani lokal dengan menggunakan metode produksi tradisional, mereka menganggap tempe tradisional tadi lebih enak dari yang modern.Tanpa adanya informasi atau cerita di balik bahan kedelai dan cara pengolahannya itu, tempe yang diproduksi secara modern (massal) di pabrik memang awalnya menang karena rasanya lebih familiar bagi banyak orang muda. Rasa tempe modern lebih seragam karena kondisi produksinya sangat terkontrol dengan baik.

Lain halnya dengan tempe tradisional produksi petani Indonesia. Tempe jenis ini sudah makin langka sehingga rasanya tentu saja aneh bagi anak-anak muda yang lebih sering berbelanja di pasar modern.

Namun, dengan bantuan cerita mengenai bagaimana tempe tradisional tadi dibuat, anak-anak muda yang semula mencap tempe modern lebih enak itu berbalik arah. Peneliti mengatakan ada unsur kebanggaan dalam hidangan tradisional yang memiliki akar budaya panjang dalam budaya nenek moyang mereka sendiri. 

Ditambah dengan penggunaan bahan kedelai lokal (alih-alih kedelai impor) tempat mereka tinggal, rasanya tempe lokal menjadi makin 'di atas angin'.

Lalu apa yang bisa dipelajari oleh teman-teman yang berbisnis kuliner?

Tidak ada untungnya Anda menipu pembeli dengan menyatakan demikian di kemasan produk atau promosi di media sosial jika kenyataannya bukan.  

Komentar